Selasa, 15 Januari 2013

PENYEBAB RASA KANTUK DI SIANG HARI

  
Sering mengantuk di siang hari? Anda pasti beralasan karena tidur malam yang kurang. Padahal, penelitian terbaru menunjukkan bahwa rasa kantuk dan lesu di siang hari dipicu oleh gaya hidup tak sehat serta stres emosional.
Penelitian yang dipimpin oleh Dr Alexandros Vgontzas dari Penn State University memeriksa 1.741 orang dewasa untuk mengetahui apa yang menyebabkan rasa kantuk dan kelelahan di siang hari. Ditemukan 222 peserta yang memiliki rasa kantuk berlebihan dan peneliti menindaklanjutinya dengan wawancara pada 7,5 tahun kemudian.Hasilnya, peneliti menemukan kenaikan berat badan memengaruhi seseorang terus mengalami rasa kantuk di siang hari. Selain itu depresi juga menjadi faktor terbesar penyebab rasa kantuk berlebihan di siang hari."Temuan utama penelitian kami menunjukkan bahwa depresi dan obesitas merupakan faktor risiko utama untuk serangan rasa kantuk berlebihan," jelas Dr Alexandros Vgontzas
  .Ngantuk di siang hari dan kurang tidur tak hanya membuat seseorang uring-uringan, memengaruhi kinerja dan meningkatkan kecelakaan. Parahnya, risiko kesehatan seperti tekanan darah tinggi, penyakit diabetes dan jantung juga mengancam nyawa."Epidemi ngantuk sama dengan epidemi obesitas dan stres psikososial. Penurunan badan, depresi, dan gangguan tidur harus menjadi prioritas kita dalam mencegah komplikasi medis dan bahaya keselamatan publik terkait dengan kantuk berlebihan," ungkap Dr Vgontzas, dilansir melalui Sciencedaily.Keburukan Kurang Tidur Di sisi lain kurang tidur memang membuat badan mudah lelah, lesu dan tidak bersemangat. Namun, kurang tidur ternyata juga memengaruhi otak seseorang untuk memilih mana makanan sehat dan tidak sehat.Temuan yang ini merupakan hasil penelitian dengan melihat hasil fMRI scan terhadap 23 orang dewasa di mana menunjukkan bahwa kurang tidur merusak area tertentu di dalam otak manusia yang berhubungan dengan pemilihan makanan."Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur menyebabkan seseorang mengonsumsi makanan tidak sehat yang pada akhirnya memicu pengonsumsian makanan tersebut yang lebih banyak," ungkap Dr Marie-Pierre St-Onge, dari Columbia University di New York, dilansir melalui The Telegraph (11/6).Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kurang tidur mengganggu aktivitas otak di lobus frontal, sebuah area penting di otak untuk mengendalikan perilaku dan menentukan pilihan kompleks, seperti pemilihan jenis makanan apa yang akan dimakan. "Tampaknya sekitar area otak, khususnya dalam lobus frontal, gagal untuk mengintegrasikan semua sinyal yang berbeda yang biasanya membantu kita membuat pilihan bijak mengenai apa yang harus kita makan," tambah peneliti Stephanie Greer.Greer menambahkan kegagalan lobus frontal untuk bekerja secara optimal mengumpulkan informasi yang dibutuhkan untuk menentukan jenis makanan yang sehat, mungkin bisa membantu menjelaskan hubungan antara kurang tidur dan obesitas."Hasil ini menjelaskan bagaimana otak menjadi terganggu akibat kurang tidur, sehingga menyebabkan pemilihan makanan yang cenderung tidak sehat," tambah Greer.Selain itu, tenyata kesulitan tidur malam atau insomnia ini tak hanya bikin badan mudah lelah saja, tetapi ada ancaman serius lainnya bagi kesehatan.Menurut penelitian di Henry Ford Center for Sleep Disorders, Detroit, Amerika, orang yang tidak mendapatkan tidur cukup di malam hari memiliki risiko yang tinggi mengalami hipertensi.Para peneliti melakukan penelitian terhadap 5.341 orang dengan kebiasaan insomnia dan kebiasaan tidur normal. Menggunakan kuesioner berbasis internet, peneliti mencari pola gejala insomnia dan tingkat keparahan hipertensi dan insomnia, serta kebiasaan hidup sehat masing-masing peserta."Penyebab hipertensi pada penderita insomnia adalah seberapa sering mereka terbangun di malam hari dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk bisa tidur kembali," ungkap peneliti Christopher Drake, dari Ford Hospital Sleep Disorders and Research Center."Kami menemukan bahwa semakin lama mereka terjaga dan beberapa kali terbangun di malam hari, hipertensi mereka menjadi lebih parah," tambahnya. (Laksmi I.R./KlikHeadline)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar